Jumat, 21 September 2012

14 Cerpen fiksi: Kue ulang tahun naas

Hari ini gue udah ganteng bercermin sambil ngupil di depan layar laptop yang Webcamnya gue aktifkan, guna menyambut hari ulang tahun gue besok. Hal biasa bagi gue kalau satu hari sebelum ulang tahun harus tampil kece didepan pacar gue. Siapa pacar gue? Oke, namanya Yunda, lengkapnya Wahyu-Ndarto, cewek berparas manis ini memang sedang tidak beruntung mendapat pacar yang suka ngaku-ngaku ganteng.

Gue perlahan jalan dari kamar menuju meja makan untuk mengisi perut, yang malam sebelumnya udah serasa ada bagian dalam perut gue yang jadi personil boyband lagi perform.

“Ma, mau makan. Ada makanan apa?” Gue bertanya sambil berlalu melewati depan kamar nyokap.

“Mama gak masak, kalau mau makan beli diluar aja, terserah beli apa asal kamu suka” Jawab beliau.

"Yaah mama, laper nih. Yasudah minta uangnya aja deh” Gue menimpali sambil gelinding kekamar nyokap gue.

“Nih, kalau ada kembaliannya jangan lupa kembaliin sama mama” Nyokap gue nyodorin selembar duit sepuluh ribuan yang barusan dia ambil dari dalem kantong dasternya dan lanjut tidur.

“....” Gue diem dan memandang wajah nyokap gue dengan pandangan nanar sambil bercampur bingung, dua menit kemudian gue baru paham arti dari semua ini.

“Kampret, dapet apaan dari selembar sepuluh ribu ini? Apa gue harus mesan burger gocengan yang ada di iklan TV? Terus gue ngunyah burger itu dengan perasaan bahagia persis seperti om-om pedofil yang kebagian jatah sama bocah?” Cerca gue dalam hati.

Gak mau memperpanjang khayalan yang bisa berakibat fatal bagi diri gue, lantas gue pun berjalan kaki riang gembira menyusuri gang menuju seberang jalan buat beli nasi kuning. Yang gue inget, pakaian gue adalah kemeja kedodoran, kolor warna pink bermotif polkadot, dan sendal jepit yang kebesaran, cukup kontras dengan wajah ganteng gue ini.

Setiba diwarteg tersebut, gue mesan satu bungkus nasi kuning spesial seperti biasa. Harganya hanya sembilan ribu. Sebenernya gak ada perbedaan yang signifikan antara nasi kuning biasa dan spesial ini, hanya saja yang spesial karetnya ada dua. Lumayanlah hitung-hitung buat nembak cicak ntar malem bareng pacar, jadi ada amunisi tambahan untuk melumpuhkan cicak di dinding *great*

“Ini dek...” diserahkan lah sebungkus nasi kuning spesial ini kepada gue, sembari gue memberikan selembar uang sepuluh ribu yang nyokap gue kasih. Dalam adegan slow motion, terjadi konflik yang terjadi antara gue dan penjual nasi kuning ini. Dia gak ngelepas pegangannya terhadap nasi kuning ini, padahal uangnya udah dipegang sama dia. Gue menarik bungkusan ini, namun gak juga dilepaskan sama dia. Hingga dia berbicara...

“Dek, ini udah ke dua puluh kalinya kamu mesan nasi kuning spesial, jadi harga nasi kuningnya ibu jadiin sepuluh ribu ya. Karet gelang ibu udah mau habis, jadi kepaksa ibu naikin harganya seribu per dua puluh nasi kuning spesial” Ibu ini angkat bicara.

“Ooh, bilang dong bu. Jadi saya gak bingung kayak tadi. Em, iya deh ambil aja” Gue menjawab dan berlalu seolah gue ikhlas dengan seribu ini. Padahal yang ada dalam hati gue adalah perasaan menyesal. Seharusnya gue lebih memilih membeli burger gocengan yang ada di iklan, lalu mengunyah burger naas itu dengan perasaan bahagia layaknya om-om pedofil kebagian jatah dari bocah.

Gue kembali menyusuri gang, hingga sampai didepan rumah gue. Rumah yang gak tergolong besar namun udah cukup nyaman bagi gue dan keluarga. Gue membuka pintu, kemudian sesegera mungkin menuju meja makan untuk mengakhiri perform boyband dalam perut gue ini.

“Beli apa? Ada kembaliannya gak?” Nyokap gue tiba-tiba aja ada dibelakang gue yang lantas ngebuat gue kaget.

“Eh, mama ngagetin aja. Ini beli nasi kuning kayak biasa. Hari ini harganya jadi sepuluh ribu ma, jadi gak ada kembaliannya” Gue menjawab pertanyaan beliau.

“Nasi kuning terus, suka ya makan nasi kuning? Ohh iya sudah” Nyokap gue menimpali.

“Iya suka sih makan nasi kuning, sebelum ntar pakai behel ya puas-puasin aja dulu makan nasi kuning ma. Hehee” Gue menjawab sambil nyengir kuda.

Gue emang ada niat dalam hati buat pasang behel. Gue walaupun orang kampung, cukup perhatian penampilan juga. Gue gak mau kalah sama ABG sekarang yang lagi ngebet-ngebetnya pasang behel. Jadi sebelum uang gue terkumpul buat pasang behel, gue puas-puasin aja dulu makan nasi kuning. Dari pada kalau makan nasi kuning pas lagi pasang behel, apa gak sangkut lombok-lomboknya pemirsa?

“Hmm gitu ya, bener juga. Yasudah, habisin makanannya terus berangkat kuliah, udah dekat jam 9 nih” nyokap gue mengingatkan kalau gue harus berangkat kuliah bentar lagi.

Puas melahap nasi kuning spesial ini, gue berganti pakaian yang lebih kece dari sebelumnya. Sepatu skate, celana botol warna pink, dan kaos kedodoran. Ini adalah mode berpakaian favorite gue, karena gue jadi lebih terlihat lebih muda dan atraktif. Atau lebih terlihat seperti brondong homo?

Di kampus, gue adalah mahasiswa semester 3 yang mengambil jurusan teknik sipil. Meski baru semester 3, banyak mahasiswa baru tahun ini yang menganggap gue kakak tingkat yang sudah berada di semester 6 dikarenakan wajah tua gue ini. Ada kebanggaan tersendiri bagi gue, karena para mahasiswa baru ini lebih hormat sama gue kebanding sama dosennya. Malah ada suatu kejadian dimana salah seorang maba jalan berselisih dengan gue sambil nunduk, tapi jalan berselisih dengan dosennya berjalan tegap seperti gak tau apa-apa.

Belakangan gue sadar, itu adalah hari pertama dia ospek. Dia belum tau siapa dosen dan siapa kakak tingkatnya. Sangat memungkinkan kalau dia menundukkan kepala adalah agar tidak tercemar radiasi wajah ganteng gue. Bersyukur sekali gue punya adik tingkat macam dia.

“Ciee yang besok ulang tahun, J-co ya” Suara yang gue dengar ini ternyata adalah dari kak Dayang, mahasiswa semester 6 yang kebetulan adalah sesama anggota Flashmob Project dikota gue. Yang dimaksudnya J-co adalah donat kecil yang harganya mahal, udah jadi tradisi di komunitas flashmob, kalau ada yang ulang tahun mesti traktirannya J-co.

“Eh iya kak.. Insyaalah ya” Gue menjawab dan berlalu kabur. Bukan karena dia makan orang ganteng, bukan. Gue takut aja kalau diperpanjang pembicaraan malah merujuk kepermasalahan nasionalisme dan semacamnya, mengingat dia adalah ketua aktivis aktif di lingkungan kampus. Gue lagi loading-lama, sejak tadi pagi menerima sepuluh ribu dari nyokap.

Dalam ruang belajar, gue gak terlalu memperhatikan dosen. Gue asik berkarya dibalik buku catatan ini, menggambar belahan tengah rambut Ariel saat masih gondrong, menggambar kacamata Ian Kasela, menggambar selayer Rizal Armada punya, dan atribut vokalis band lainnya.

“Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to you”

Gue bingung apa yang terjadi, yang gue inget gue ada di kampus dan tiba-tiba aja gue ada diatas tempat tidur gue dikamar. Gue ngeliat disekeliling, ada teman baik gue, ada nyokap, dan gak ketinggalan pacar gue.

“Idiih, yang ulang tahun bangun dong. Kesiangan terus sih, payah” teman baik gue, Raditya Dika mencoba menyadarkan gue. Dua menit kemudian gue sadar, kalau sebelumnya gue mimpi. Mengenai nasi kuning, dan kegiatan dikampus itu semua mimpi. Sementara gue terbengong-bengong, pacar gue nyium pipi gue dilanjutkan dengan.....

“Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga, sekarang juga” Semua orang yang ada dikamar gue bernyayi dan sambil ketawa ketiwi. Gue ngeliat sebungkus nasi yang ada lilin mati lampunya, gue bingung dengan arti ini semua. Dua menit kemudian gue baru sadar, kalau itu adalah kue ulang tahun gue. Yap, sebungkus nasi yang gue gak tau isinya ini menjadi kue ulang tahun gue sekarang. Gue pengen nangis, bukan karena terharu tapi karena teganya mereka memberikan gue sebungkus nasi ini sebagai pengganti kue ulang tahun gue.

Gue tanpa berucap apa-apa, meniup lilin mati lampu ini yang dililitkan pada nasi bungkus menggunakan 2 karet gelang. Perlahan gue sadar, gue inget dengan mimpi gue barusan. Gue buka nasi bungkus itu dan benar aja, isinya adalah nasi kuning. Kebetulan kah pemirsa? Rasanya lebih terhormat sepotong donat yang dikasih lilin kecil berwarna merah, dibandingkan dengan sebungkus nasi kuning ditambah lilin mati lampu yang dililit 2 karet gelang.

“Kata mama mu kamu ngigau nyebut-nyebut nasi kuning, sayang” Pacar gue menjelaskan. Sebagai rasa syukur atas ulang tahun gue tahun ini, gue ngajak 3 orang ini buat makan nasi kuning bersama, pengganti kue ulang tahun gue. Biar yang namanya suka-duka dilalui bersama dengan 3 orang spesial ini. Ulang tahun yang menurut gue punya cerita tersendiri.

Kata bijaknya,

“ulang tahunmu adalah tanggal terulangnya pertaruhan nyawa ibu mu. Hargailah pemberiannya saat ulang tahunmu, dan katakan bahwa kamu menyayanginya”

Salam,

Ayamimport

Nb. Cerpen ini telah gue ikut sertakan dalam lomba cerpen komedi kreatif yang dibuat faber-castell!

14 komentar:

  1. mahaha itu salah lo yam sapa suru makan nasi kuning mulu kan jd ibu lo beranggapan lo suka nasi kuning, coba tiap hari lo makan kuetart mungkin ultah lo bakal ada kuetartnya haha

    BalasHapus
  2. keren yam, tapi gue ngeras aadegan yang tarik-tarikan nasi kuning itu ga real, mana ada sering beli nasing kucing ditempat itu harganya malah dinaikin, seharusnya dikasih diskon.

    gue bingung, ga ngerti ceritanya, itu awalnya mimpi atau gimana? mungkin IQ gue yang lemah :'(

    oh ya, selamat milad yam..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Makasih bang :) iya sih.. kan namanya juga erita fiksi ..

      Milad gue masih bulan desember ntar bang

      Hapus
  3. met milad ya....
    semoga lolos jd pemenang lomba cipta fiksinya... :)

    BalasHapus
  4. Panjang bener ceritanya.nyimak dulu ah

    BalasHapus
  5. ternyata itu mimpi, awalnya sumpah deh gue ga faham.
    itu juga elite ko, yg penting kan dikasihnya sma pacar and ibu lu .
    pasti sweet banget deh :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. :s iya susah dimengerti yaks cerita nya -____oke deh makasih ya

      Hapus
  6. Excellent!! :D
    Cuma Speaker attribution nya di bikin lebih aktif lagi :)

    BalasHapus
  7. wah bekesan juga ya dapat nasi kuning yang special di saat ulang tahun

    BalasHapus
  8. terima kasih banyak ya kawan, semoga sukses terus aamiin

    BalasHapus

 

Masih blognya ayamimport Copyright © 2011 - |- Template created by Ayam Import - |- Powered by Muhammad Rudiansyah