Sabtu, 22 September 2012

6 Puisi amatir: Kepadamu Sang Khilafah Negeri

Begini rasanya ketika ada yang namanya Blogger Block. Susah dapet inspirasi buat postingan seperti biasa. #Curcol Gue pun mulai coba-coba buat puisi biar gak nganggurin blog ini. Check it out..

Kepadamu Sang Khilafah Negeri
Dia yang merasa terpanggil jiwa, membebani hati layaknya raga..

Dia yang memaki hari, mengucurkan keringat rakyat negeri..

Sang laskar pejuang negeri ini telah mati, hilang..

Mati akan materialisme, hilang akan kejujuran..

Garudaku telah goyah dengan demokrasi..

berharap garuda baru terlahir dari pemuda-pemudi..

Pemuda-pemudi berjiwa suci..

Ahh, namun kapan? Kapan akan terlahir garuda baru?

Semua hanya anganku..

Pemuda negeri telah hilang akal pikiran..

Pun pemudi negeri telah mengucurkan darah perawan..

Marilah kawan seperjuangan, kita rubah negeri ini..

Bebaskan dari tikus berkancut dasi..

Bebaskan dari obralan janji calon garuda mati..

Salam perjuangan,

Jumat, 21 September 2012

14 Cerpen fiksi: Kue ulang tahun naas

Hari ini gue udah ganteng bercermin sambil ngupil di depan layar laptop yang Webcamnya gue aktifkan, guna menyambut hari ulang tahun gue besok. Hal biasa bagi gue kalau satu hari sebelum ulang tahun harus tampil kece didepan pacar gue. Siapa pacar gue? Oke, namanya Yunda, lengkapnya Wahyu-Ndarto, cewek berparas manis ini memang sedang tidak beruntung mendapat pacar yang suka ngaku-ngaku ganteng.

Gue perlahan jalan dari kamar menuju meja makan untuk mengisi perut, yang malam sebelumnya udah serasa ada bagian dalam perut gue yang jadi personil boyband lagi perform.

“Ma, mau makan. Ada makanan apa?” Gue bertanya sambil berlalu melewati depan kamar nyokap.

“Mama gak masak, kalau mau makan beli diluar aja, terserah beli apa asal kamu suka” Jawab beliau.

"Yaah mama, laper nih. Yasudah minta uangnya aja deh” Gue menimpali sambil gelinding kekamar nyokap gue.

“Nih, kalau ada kembaliannya jangan lupa kembaliin sama mama” Nyokap gue nyodorin selembar duit sepuluh ribuan yang barusan dia ambil dari dalem kantong dasternya dan lanjut tidur.

“....” Gue diem dan memandang wajah nyokap gue dengan pandangan nanar sambil bercampur bingung, dua menit kemudian gue baru paham arti dari semua ini.

“Kampret, dapet apaan dari selembar sepuluh ribu ini? Apa gue harus mesan burger gocengan yang ada di iklan TV? Terus gue ngunyah burger itu dengan perasaan bahagia persis seperti om-om pedofil yang kebagian jatah sama bocah?” Cerca gue dalam hati.

Gak mau memperpanjang khayalan yang bisa berakibat fatal bagi diri gue, lantas gue pun berjalan kaki riang gembira menyusuri gang menuju seberang jalan buat beli nasi kuning. Yang gue inget, pakaian gue adalah kemeja kedodoran, kolor warna pink bermotif polkadot, dan sendal jepit yang kebesaran, cukup kontras dengan wajah ganteng gue ini.

Setiba diwarteg tersebut, gue mesan satu bungkus nasi kuning spesial seperti biasa. Harganya hanya sembilan ribu. Sebenernya gak ada perbedaan yang signifikan antara nasi kuning biasa dan spesial ini, hanya saja yang spesial karetnya ada dua. Lumayanlah hitung-hitung buat nembak cicak ntar malem bareng pacar, jadi ada amunisi tambahan untuk melumpuhkan cicak di dinding *great*

“Ini dek...” diserahkan lah sebungkus nasi kuning spesial ini kepada gue, sembari gue memberikan selembar uang sepuluh ribu yang nyokap gue kasih. Dalam adegan slow motion, terjadi konflik yang terjadi antara gue dan penjual nasi kuning ini. Dia gak ngelepas pegangannya terhadap nasi kuning ini, padahal uangnya udah dipegang sama dia. Gue menarik bungkusan ini, namun gak juga dilepaskan sama dia. Hingga dia berbicara...

“Dek, ini udah ke dua puluh kalinya kamu mesan nasi kuning spesial, jadi harga nasi kuningnya ibu jadiin sepuluh ribu ya. Karet gelang ibu udah mau habis, jadi kepaksa ibu naikin harganya seribu per dua puluh nasi kuning spesial” Ibu ini angkat bicara.

“Ooh, bilang dong bu. Jadi saya gak bingung kayak tadi. Em, iya deh ambil aja” Gue menjawab dan berlalu seolah gue ikhlas dengan seribu ini. Padahal yang ada dalam hati gue adalah perasaan menyesal. Seharusnya gue lebih memilih membeli burger gocengan yang ada di iklan, lalu mengunyah burger naas itu dengan perasaan bahagia layaknya om-om pedofil kebagian jatah dari bocah.

Gue kembali menyusuri gang, hingga sampai didepan rumah gue. Rumah yang gak tergolong besar namun udah cukup nyaman bagi gue dan keluarga. Gue membuka pintu, kemudian sesegera mungkin menuju meja makan untuk mengakhiri perform boyband dalam perut gue ini.

“Beli apa? Ada kembaliannya gak?” Nyokap gue tiba-tiba aja ada dibelakang gue yang lantas ngebuat gue kaget.

“Eh, mama ngagetin aja. Ini beli nasi kuning kayak biasa. Hari ini harganya jadi sepuluh ribu ma, jadi gak ada kembaliannya” Gue menjawab pertanyaan beliau.

“Nasi kuning terus, suka ya makan nasi kuning? Ohh iya sudah” Nyokap gue menimpali.

“Iya suka sih makan nasi kuning, sebelum ntar pakai behel ya puas-puasin aja dulu makan nasi kuning ma. Hehee” Gue menjawab sambil nyengir kuda.

Gue emang ada niat dalam hati buat pasang behel. Gue walaupun orang kampung, cukup perhatian penampilan juga. Gue gak mau kalah sama ABG sekarang yang lagi ngebet-ngebetnya pasang behel. Jadi sebelum uang gue terkumpul buat pasang behel, gue puas-puasin aja dulu makan nasi kuning. Dari pada kalau makan nasi kuning pas lagi pasang behel, apa gak sangkut lombok-lomboknya pemirsa?

“Hmm gitu ya, bener juga. Yasudah, habisin makanannya terus berangkat kuliah, udah dekat jam 9 nih” nyokap gue mengingatkan kalau gue harus berangkat kuliah bentar lagi.

Puas melahap nasi kuning spesial ini, gue berganti pakaian yang lebih kece dari sebelumnya. Sepatu skate, celana botol warna pink, dan kaos kedodoran. Ini adalah mode berpakaian favorite gue, karena gue jadi lebih terlihat lebih muda dan atraktif. Atau lebih terlihat seperti brondong homo?

Di kampus, gue adalah mahasiswa semester 3 yang mengambil jurusan teknik sipil. Meski baru semester 3, banyak mahasiswa baru tahun ini yang menganggap gue kakak tingkat yang sudah berada di semester 6 dikarenakan wajah tua gue ini. Ada kebanggaan tersendiri bagi gue, karena para mahasiswa baru ini lebih hormat sama gue kebanding sama dosennya. Malah ada suatu kejadian dimana salah seorang maba jalan berselisih dengan gue sambil nunduk, tapi jalan berselisih dengan dosennya berjalan tegap seperti gak tau apa-apa.

Belakangan gue sadar, itu adalah hari pertama dia ospek. Dia belum tau siapa dosen dan siapa kakak tingkatnya. Sangat memungkinkan kalau dia menundukkan kepala adalah agar tidak tercemar radiasi wajah ganteng gue. Bersyukur sekali gue punya adik tingkat macam dia.

“Ciee yang besok ulang tahun, J-co ya” Suara yang gue dengar ini ternyata adalah dari kak Dayang, mahasiswa semester 6 yang kebetulan adalah sesama anggota Flashmob Project dikota gue. Yang dimaksudnya J-co adalah donat kecil yang harganya mahal, udah jadi tradisi di komunitas flashmob, kalau ada yang ulang tahun mesti traktirannya J-co.

“Eh iya kak.. Insyaalah ya” Gue menjawab dan berlalu kabur. Bukan karena dia makan orang ganteng, bukan. Gue takut aja kalau diperpanjang pembicaraan malah merujuk kepermasalahan nasionalisme dan semacamnya, mengingat dia adalah ketua aktivis aktif di lingkungan kampus. Gue lagi loading-lama, sejak tadi pagi menerima sepuluh ribu dari nyokap.

Dalam ruang belajar, gue gak terlalu memperhatikan dosen. Gue asik berkarya dibalik buku catatan ini, menggambar belahan tengah rambut Ariel saat masih gondrong, menggambar kacamata Ian Kasela, menggambar selayer Rizal Armada punya, dan atribut vokalis band lainnya.

“Happy birthday to you, happy birthday to you, happy birthday, happy birthday, happy birthday to you”

Gue bingung apa yang terjadi, yang gue inget gue ada di kampus dan tiba-tiba aja gue ada diatas tempat tidur gue dikamar. Gue ngeliat disekeliling, ada teman baik gue, ada nyokap, dan gak ketinggalan pacar gue.

“Idiih, yang ulang tahun bangun dong. Kesiangan terus sih, payah” teman baik gue, Raditya Dika mencoba menyadarkan gue. Dua menit kemudian gue sadar, kalau sebelumnya gue mimpi. Mengenai nasi kuning, dan kegiatan dikampus itu semua mimpi. Sementara gue terbengong-bengong, pacar gue nyium pipi gue dilanjutkan dengan.....

“Tiup lilinnya, tiup lilinnya, tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga, sekarang juga” Semua orang yang ada dikamar gue bernyayi dan sambil ketawa ketiwi. Gue ngeliat sebungkus nasi yang ada lilin mati lampunya, gue bingung dengan arti ini semua. Dua menit kemudian gue baru sadar, kalau itu adalah kue ulang tahun gue. Yap, sebungkus nasi yang gue gak tau isinya ini menjadi kue ulang tahun gue sekarang. Gue pengen nangis, bukan karena terharu tapi karena teganya mereka memberikan gue sebungkus nasi ini sebagai pengganti kue ulang tahun gue.

Gue tanpa berucap apa-apa, meniup lilin mati lampu ini yang dililitkan pada nasi bungkus menggunakan 2 karet gelang. Perlahan gue sadar, gue inget dengan mimpi gue barusan. Gue buka nasi bungkus itu dan benar aja, isinya adalah nasi kuning. Kebetulan kah pemirsa? Rasanya lebih terhormat sepotong donat yang dikasih lilin kecil berwarna merah, dibandingkan dengan sebungkus nasi kuning ditambah lilin mati lampu yang dililit 2 karet gelang.

“Kata mama mu kamu ngigau nyebut-nyebut nasi kuning, sayang” Pacar gue menjelaskan. Sebagai rasa syukur atas ulang tahun gue tahun ini, gue ngajak 3 orang ini buat makan nasi kuning bersama, pengganti kue ulang tahun gue. Biar yang namanya suka-duka dilalui bersama dengan 3 orang spesial ini. Ulang tahun yang menurut gue punya cerita tersendiri.

Kata bijaknya,

“ulang tahunmu adalah tanggal terulangnya pertaruhan nyawa ibu mu. Hargailah pemberiannya saat ulang tahunmu, dan katakan bahwa kamu menyayanginya”

Salam,

Ayamimport

Nb. Cerpen ini telah gue ikut sertakan dalam lomba cerpen komedi kreatif yang dibuat faber-castell!

Rabu, 12 September 2012

29 Minggu kemarin - Ke Kondangan

Maaf banget gak bisa nepetin janji di post sebelumnya buat ngisahin kisah goblog gue, saat SMP dan juga SD. Gue bukannya seorang yang ingkar, bukan. Gue cuma mau ngeabadikan hari minggu kemarin secepat mungkin melalui ketikan, takut lupa soalnya. Soalnya gue pengidap Aljazhemeir akut (bener gak tulisannya?)* Langsung mencret*

Well, hari itu adalah hari yang menurut gue spesial banget. Mungkin Cuma hari itu aja gue bisa nemuin hari kayak gitu di Minggu-minggu ini. Cungguh, ciyus! Silahkan aja disimak petualangan gue dalam mengarungi manis pahitnya kehidupan berikut ini. *Gaya Haji Maimunah*

Jam 10 pagi, gue berangkat dari rumah dengan alasan keorang tua buat kerumah temen. Jujur aja, alasan gue ini bohong. Gue sebenernya jemput Siska (sepupu gue) buat ikutan ke acara kondangan kakaknya Merry (anggota Flashmob Samarinda). Singkat cerita, gue jemput nih bocah labil, dan dia membawa adiknya. Memang sih, mereka keturunan China. Tapi asal tau aja, Siska sama adik kecilnya ini gak ada mirip-miripnya. Siska menurut gue lebih mirip sama Butoijo di FTV MNC, sedangkan adiknya ini lebih mirip sama personil boyband korea gitu, ganteng. Gak tau ada kesalahan dimana dalam pembuatan dua anak manusia ini. Tapi yahh walau mereka sodara, gak ada miripnya sama sekali. Cuma di mata, dan hidung. Kalian tau sendiri deh, etnis China itu mata sama hidungnya sama semua. Matanya sipit, hidungnya pesek. Kalau lagi senyum, matanya ilang. Kalau lagi ngeden, idungnya gede. *Peace*

Gue, siska, dan adiknya ini sesegera mungkin langsung ke Balaikota. Soalnya udah janjian sama anak-anak Flashmob sebelumnya buat kumpul dulu disana. Sesampainya disana, ternyata masih belum banyak yang dateng, ya kepaksa nunggu yang lain dateng juga. Setelah menunggu dan jalan-jalan bentar, anggota udah siap buat berangkat kerumah Merry.

Layaknya konvoi kampanye, kita naik motor beriringan. Singkat cerita, kami udah sampai di rumahnya Merry, dan dengan ganteng gue dan Riza ngantri tepat dibelakang Kak Ibone dan Kak Adhe (perlu diketahui mereka ini pacaran). Gue sebenernya udah mengantisipasi hal-hal buruk, terutama saat kekondangan gak bawa amplop kayak sekarang. Momen yang tepat banget sebenernya, gue dan Riza layaknya anak dari Kak Ibone dan Kak Adhe, beriringan dengan centilnya dibelakang mereka. Udah berharap banget mereka berdua nyisipin amplop di kotak yang tersedia. Ternyata mereka juga nggak ada yang bawa amplop, dan dengan muka laper, gue menyelinap di balik semak-semak untuk menghindari hal buruk semacam “Gak ngasih amplop, gak boleh masuk!”

Gue gelinding bersama temen-temen flashmob, menuju ke pelaminan pengantin untuk bersalaman. Puas bersalaman dan cipika-cipiki dengan pengantin, gue sesegera mungkin nuju ke meja-meja saji untuk memilih makanan. Yang gue ambil saat itu, satu piring nasi goreng+1 telor ceplok+sepotong fried chicken. Gue pun disoraki “Ayam Makan Ayam” oleh anggota lainnya.

Gue duduk ganteng, diantara kursi-kursi tamu lainnya. Gue makan dengan lahap, seperti iklan vitamin penambah napsu makan yang diperanin om-om. Belum selesai makanan gue, Siska udah ngajak pulang karena ditelepon oleh papanya. Gue pun menghabiskan makanan dan minuman gue. Setelah itu, gue dan Siska salaman dengan temen-temen Flashmob Samarinda untuk pamit pulang. Gak tau kenapa, saat gue berjalan menjauh dari kerumunan massa yang bertampang lapar ini, alunan musik dari hiburan elektone pun berubah. Dari awal yang menurut gue adalah lagu galau, seketika berubah jadi lagu cinta yang bahagia.

Gue tersinggung, dan gue berniat menyampaikan hal ini ke kantor polisi sebagai tindak tidak senonoh terhadap gue. Namun gue urungkan mengingat gue udah makan gratis, dan tanpa amplop yang gue selipkan dikotak khusus.

Gue tancap gas membawa sebongkah ABG dan juga adiknya menjauh dari kondangan.

Kata bijaknya

“Gak ada yang salah dengan tidak memberi amplop di acara kondangan, yang penting itu do’a kepada mempelai. Bukankah doa adalah salah satu langkah terbaik menuju keberhasilan?”

Salam,

Ayamimport

Senin, 10 September 2012

13 Minggu kemarin - Nonton bareng pacar

Gue setelah ngantar siska dan adiknya pulang ke rumah dengan sehat walafiat, beristirahat sebentar. Yah, niatnya istirahat sebentar, pacar gue SMS ngajak nonton tapi dia selesaikan tugas dulu dirumah temen baru bisa jalan.

Gue udah ganteng duduk diteras, dan gue bilang ke siska mau jalan sama Yunda. Saat itu sempet terjadi konflik, Siska minta gue anterin latihan Flashmob ntar jam 4, gue juga inget kalau gue mau ijin vacum sama temen-temen. Nginget gue udah kelas XII, dan harus persiapan ujian gue ntar. Kalau siska sih menurut gue itu modus, dia mau ketemu sama Surya. Berhubung senin besoknya Surya pergi ke Riau, maka ini adalah hari sebelum keberangkatan surya.

Gue SMS pacar gue buat ngasih pengertian buat gue dan siska, tapi gak dibalas. Gue telepon, yang ngangkat temennya, temennya bilang “Yunda nya nangis, yunda nya kecewa”. Seketika gue tutup panggilan tersebut, dan gue gak ngehiraukan Siska lagi, gue cuma bilang ke Siska “kalau ada niat pasti ada jalan” #sokbijak Gue tancap gas nuju ke rumah temennya Yunda ini, sambil dijalan gue SMS kalau udah on the way. Gue udah laksana pantatnya Jeorge Lorenzo, goyang-goyang nyalip kendaraan lain. Gue udah deket dan gue telepon lagi Yunda, untuk mengetahui keberadaannya sekarang. Yunda keluar bersama temennya, seketika gue culik bidadari gue ini menuju Samarinda Central Plaza.

Gue udah parkir dengan ganteng didepan pusat perbelajaan ini, dan tangan gue digandeng oleh Yunda menuju masuk kedalam. Gue perhatian tangannya ternyata dia buluan. Bulu tangannya lumayan lebat buat cewek semanis dia. Gue udah ada pemikiran kalau Yunda ini cowok yang nyamar jadi cewek buat deketin gue, berhubung ada beberapa kaum gay yang naksir gue. Cepet-cepet gue ambil penghapus papan tulis dalam tetek gue, dan gue hapus pemikiran tersebut.

Gue si jelek udah digandeng dengan ganteng oleh cewek cantik gue ini menyusuri eskalator demi eskalator hingga tiba didepan Cinema 21. Jujur ya, gue udah gondok saat didepan. Secara gue seumur hidup baru 1 kali ke bioskop. Yang gue inget pas SMP, gue diajak sama fans gue buat nonton. Film itu judulnya Hantu Jamu Gendong, dan yang ngurusin tiketnya adalah fans gue yang lain.

Jadi dalam urusan ini, gue udah coba ulur waktu sambil mikir-mikir apa yang akan gue lakukan selanjutnya. Gue liat orang yang mesen tiket, dan gue perhatian betul-betul step-by-step yang dia lakukan. Berasal dari bakat mudah mengingat, gue beranikan diri ngambil selember duit gambar Soekarno-Hatta dari dompet gue.

Gue mesen 2 tiket, dan gue nanya nonton film apa, sempat berunding dan akhirnya pilihan kita jatuh kefilm Test Pack. Gue milih-milih tempat duduk dan pilihan gue jatuh di kursi C-9 dan C-10. Kembali tangan gue digandeng ileh sang pacar, menyusuri lorong-lorong gelap.

Gue yang kurang berpengalaman mencari posisi kursi dibantu oleh pacar gue untuk menemukan C-9 dan C-10. Seteleh ketemu gue dan pacar gue duduk manis bersebelahan. Ternyata film baru aja diputar.

Liat awal film, gue udah mikir jorok aja, soalnya Acha udah binal banget. Tapi untuk selanjut-selanjutnya film ternyata berjalan wajar. Alhamdulillah *ditimpuk FPI* Dari sini gue udah mulai berani megang tangan Yunda, nyium tangannya, nyender di bahunya, ngusap pipinya, mencet-mencet idungnya.

Bodohnya, film baru di putar, gue baru sadar kalau Hp gue ketinggalan di motor. Gue udah harap-harap cemas. Cemas karena takut yang jaga parkir adalah kepala sekolah gue, soalnya banyak film bokepnya *ehtidak!*

Gue berusaha santai biar dianggap cool oleh pacar gue ini, walau gue udah keringat dingin mesti kehilangan Hp pemberian bos kantor gue, karena Hp lama gue udah rusak. Gue lanjutin nonton film dengan duduk manis bersender dibahu pacar, sebenernya gue ada niat buat tiduran telentang tepat didepan layar, biar merasa PW. Tapi gue urungkan demi menjaga nama baik pacar gue dan keluarganya.

Sesekali gue cium tangan pacar gue, dari sini gue perlahan sadar, kalau dijari-jari pacar gue bulunya lebat banget. Lebih banyak dari bulu dari jari gue. Gue nutup mata dan cium tangannya, berasa gue seperti brondong homo yang lagi nyium tangannya om-om gay mupeng yang minta dibelai di bioskop. Kembali gue ambil penghapus papan tulis dalam beha gue untuk menghapus pikiran kotor itu.

Film masih berjalan, dan jujur aja pikiran gue terbagi. Jadi kurang fokus buat nontonnya, terbagi menjadi serius nonton, mencoba romantis bagi pacar, dan mikirin kata-kata goblog buat postingan tentang kejadian ini. Tapi bakat alamiah gue membantu dalam mencerna tiap adegan, dan dari ketiga pikiran gue, udah sukses gue lakukan. Gue berhasil mencerna isi film, berhasil menjadi romantis dengan beberapa gerakan klasik pacaran khas SMP, dan gue berhasil nemuin kata-kata goblog gue buat postingan ini.

Film selesai, dan gue dikasih tau Yunda kalau Siska SMS bilang kalau Flashmob performa di Plaza Mulia jam 5. Gue sempet tanya Yunda, mau pulang gak? Tapi dia bilang kalau dia mau kerumah temennya lagi, pulang sama-sama temennya aja.

Diparkiran gue udah nyari-nyari posisi motor gue, dan saat ketemu gue cek keadaan Hp gue. TERNYATA GAK ADA! Hp gue hilang, itu yang menurut gue terjadi. Pacar gue udah bingung, gue dengan sok cool bertindak biasa aja. Hingga datang om-om juru parkir bantu gue ngeluarin motor gue. Gue ngambil dua ribuan dari dompet, dan gue serahin ke om-om tadi. Setelah itu entah ilusi atau gak, dalam penglihatan gue tiba-tiba aja om ini keluar sayap putih cemerlang, bajunya berubah jadi gaun putih, dan pegang harpa persis seperti malaikat bencong dalam penglihatan gue. Terlebih saat dia ngambil sesuatu dari dalam kantong celananya, gue udah dag-dig-dug nunggu apa yang terjadi kemudian. Dalam adegan slow motion, dia pegang tangan gue dan membalikan telapak tangan gue, sambil meletakan sesuatu dari kantongnya tadi yang ternyata adalah Hp gue.

Beginilah seharusnya semua juru parkir, mengamankan segala yang ada dalam kendaraan. Kelak jika gue jadi presiden, beliau akan gue angkat jadi mentri keamanan parkir, insyaalah *disembelih FPI* Gue bergegas mengantar Yunda kerumah temennya, laksana pangeran buruk rupa naik elang membawa bidadari manis dari kayangan.

Kata bijaknya

“Apa adanya kamu sudah melengkapi aku - Testpack Quote”

Salam,

Ayamimport

Jumat, 07 September 2012

20 Kisah Goblog: Surat Cinta Sederhana

Fiuhh, udah serasa lama gak ngeblog, gue dateng lagi dengan cemungut yang menggebu-gebu. Rasanya ya seperti nidurin Syahrini *eh bukan-bukan!* Gue jarang ngeblog ya karena gue sekarang udah kelas XII, gue harus persiapin segala macem kebutuhan buat ujian ntar. Gue mesti bawa samurai, golok, senapan angin, ikat pinggang yang kepalanya besar, gir motor, dan lain sebagainya.

Gue harus siapin itu semua buat ujian gue ntar. Bukan buat tauran kok, gue kan siswa teladan disekolah. Cuma buat menyandra pengawas ujian ntar. Pasti aksi gue ntar akan dianggap heroik banget sama temen-temen gue, terus temen-temen gue seperjuangan akan membuat monumen gue, bentuknya ayam berkaki empat yang pakai kolor. “makna filosofi nya apa yam?” gue gak tau makna nya apa, tapi ganteng aja kalau ayam itu kakinya empat terus pakai kolor.

Sampai disini gue juga mau ngucapin selamat buat gue sendiri atas Satu-Bulanan-Gue-Sama-Yunda ditanggal 4 September kemarin. Banyak banget hal-hal yang terjadi kalau masa-masa baru jadian kayak gini. Gue cemburu sama adiscpt, gue gak mau kehilangan Yunda, gue cinta Yunda, ahh banyak deh hal-hal yang gue rasain kalau baru jadian kayak gini, gue berharap banget kalau gue sama Yunda masih bisa bertemu tgl 4 dibulan-bulan lain. Amin *ditimpuk FPI*

Goblognya udah cukup, gue disini mau cerita tentang pengalaman gue waktu SMP. Entah karena alasan apa, gue ngerasa kalau masa SMP gue ini adalah aib gue. Gue sekarang suka geli sendiri kalau inget-inget masa lalu gue. Mungkin temen-temen juga pernah ada pemikiran betapa goblognya temen-temen sekalian saat SMP dulu. Jadi disini gue pengen paparin kisah goblog gue saat gue SMP.

Nembak Cewek ->

“ Nembak cewek adalah hal yang wajar bagi seorang cowok...” senggaknya itulah yang gue tau saat gue kelas 2 SMP. Jadi saat itu kalau gak salah lagi gencar-gencarnya sinetron My Heart yang versi bocah. Gue lupa nama-nama pemainnya siapa aja, pokoknya gue inget pemain utamanya yang cowok itu jelek banget. Gue suka muntahin TV gue kalau lagi nonton sinetron labil ini.

Jadi disaat itu ada salah satu episode yang si Farel (pemain utama cowok) nembak si cewek yang sakit keras, kalau gak salah namanya Indah. Nah, nembaknya itu so sweet banget, pakai surat cinta. Dari adegan ini gue bener-bener termotivasi buat nembak cewek pakai surat cinta.

Gue nulis surat cinta gue, dengan gaya tulisan khas ceker ayam. Tulisan gue saat itu abstrak banget. Gue inget, gue nulis di kertas yang gue ambil ditengah-tengah buku pelajaran gue. Gue gak kepikiran buat beli binder yang ungu-unyu buat surat cinta gue yang pertama ini. Gue juga nulis pakai pulpen biru yang gue pakai buat belajar disekolah, bukan beli pulpen yang ada warna terus ada blink-blink nya gitu. Gue juga ingat kalau gue ada salah penulisan kata di surat ini, jadi gue hapus pakai stip-eks. Pokoknya gue mikir saat itu, ini adalah surat cinta yang terbaik yang udah gue buat.

Sesederhana itu surat cinta yang pertama gue tulis juga diimbangi dengan gaya bahasa gue yang aduhai banget. Gue lupa apa yang gue tulis, yang gue inget, gue ada nulis: “...dan jika kamu nerima aku, itu berarti aku akan keluar dari grup IJOLUMUT (Ikatan Jomblo Lucu dan Imut)”. Ini kenyataan, gue seadanya nulis kayak gitu. Walau sebagian besar gue lupa, tapi entah kenapa khusus kalimat ini gue bener-bener ingat. Entah Tuhan seperti memperingatkan gue biar gak usah ngaku-ngaku lucu dan imut, gue gak ngerti.

Gue sekarang sadar, betapa najisnya gue saat itu. Padahal saat itu, gue punya Hp dan pulsa buat SMS si calon pacar ini. Gue juga mikir, nembak cewek di SMS rasanya lebih terhormat dibanding ngirim surat cinta sederhana+gaya bahasa yang sok ganteng. Jadi gue udah siapin surat cinta terkutuk ini dalem tas gue buat diselipin di meja belajar target waktu dia belum datang. Kebeneran gue waktu kelas 2 SMP dipercaya sebagai ketua kelas, dan gue diberi tugas sebagai pemegang kunci kelas, lantas gue laksana ayam turun pagi-pagi banget. Keadaan ini gue jadiin kesempatan buat nyelipin surat cinta ini.

Gue sok-sok ganteng, duduk didepan memperhatikan guru menerangkan pelajaran, padahal dalam hati dan pikiran gue adalah jawaban atas surat cinta ini. Ketika bel istirahat, gue langsung jalan kekantin buat beli softex. Hidung gue mimisan dibarengi gondok di dada gue lantaran surat cinta ini. Gue udah dapetin semua kebutuhan gue, dan gue masuk kelas buat ritual. Ternyata sebelum gue masuk, ada temennya si target ini nyamperin gue sambil senyum-senyum. Gue udah mikir kalau target ini suka dan nerima gue. Ternyata gue salah, dia nanya bener gue yang ngirim surat cinta buat *** ini? Gue ngangguk, dan senyum sambil bilang “Iya, kenapa?” Terus si temennya ini bilang kalau surat gue udah dibuang ketempat sampah. Saat itu juga gue mengecil-mengecil-dan-mengecil lalu gue meledak jadi debu tepat dihadapkan temennya ini.

Gue, saat itu udah hilang kepercayaan terhadap gue sendiri. Kalau gak salah sekitar 2 minggu setelah tragedi memilukan ini, gue nembak cewek lagi lewat SMS, dan diterima. Gue saat itu juga memilih untuk tidak nembak cewek lewat surat cinta lagi.

Gue trauma dengan dibuangnya surat cinta gue yang ada kata-kata IJOLUMUT ini. Gue seketika berjanji untuk tidak nembak cewek menggunakan surat cinta lagi. Tapi seiring gue pengen gantle, untuk pacar dan beberapa mantan pacar sebelumnya udah gak SMS lagi, gue nyatain langsung perasaan yang gue rasain, dan ternyata trik ini ampuh. Gak perduli gimana cara dan kata-kata buat nembak, cewek itu kalau memang suka pasti diterima.

“Hidup ini sinetron” itu kata bijak yang pernah gue dapet dari pacar gue sekarang, gue pengen nyanggah, tapi karena atas nama hormat dan cinta gue urungkan.

“Hidup ini memang sinetron, semuanya udah diatur oleh sutradara kita yaitu Tuhan. Tapi sesinetronnya hidup ini, kita gak akan bisa nemuin naskah kita masing-masing. Kita gak akan tau gimana alur kisah kita, seperti surat cinta yang dibuang ditempat sampah anorganik. Gak ada yang tau, hidup ini sinetron, tanpa naskah...”

Buat sinetron My Heart, makasih atas pengalaman yang diberikan buat gue. Gue sekarang udah kehilangan minat nembak cewek pakai surat. MAKASIH!

Sekian,

Ayamimport

N.B, 1. ini salah satu kisah goblog gue saat SMP, dipostingan berikutnya gue akan cerita kisah goblog gue disuatu waktu yang lain. 2. nama cewek sengaja gak gue sebut untuk menjaga nama baik dia dan keluarga.

 

Masih blognya ayamimport Copyright © 2011 - |- Template created by Ayam Import - |- Powered by Muhammad Rudiansyah